Saturday, April 20, 2024
  • Ikuti Kami
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala

Bakti Sosial di Babelan, Bekasi, Jawa Barat

Published : 17-Januari-2015 | 01:50:17

Berbagai kegiatan terus dilakukan Posko Jenggala. Selain memberikan bantuan bagi korban bencana alam, kegiatan bakti sosial juga kerap dilakukan.


Kegiatan pertama Posko Jenggala pada 2010 dilakukan setelah baru saja rampung memberikan bantuan bagi korban Gempa Padang pada akhir 2009. Menengok kondisi sebuah wilayah terdekat dari Jakarta yang masih bisa dikatakan tertinggal, maka Posko Jenggala berniat menggelar bakti sosial di wilayah tersebut. Daerah itu adalah Babelan, tepatnya di Kampung Pangkalan, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Babelan, Bekasi, Jawa Barat.

Babelan merupakan sebuah daerah yang letaknya sekitar 10 kilometer dari batas Ibu Kota Indonesia yang gemerlap, Jakarta. Memiliki luas wilayah 1.000 hektare. Daerah yang berpenduduk sekitar 3 ribu jiwa ini masih jauh tertinggal dari wilayah lain di sekitarnya. Hal ini sangat memprihatinkan melihat letak geografisnya yang tidak jauh dari Jakarta. Seharusnya sebagai wilayah penyangga ibu kota mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Berkembangnya berbagai macam pusat perindustrian dan pusat perniagaan di Kota Bekasi dan sekitarnya, setidaknya membuat Babelan bisa berkembang lebih baik lagi. Namun, kenyataannya malah sebaliknya. Daerah ini penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sebesar 40 persen, buruh sebanyak 15 persen, karyawan swasta 15 persen, dan pegawai negeri sebanyak 5 persen. Dan sisanya– ini yang memiriskan hati– 25 persen masih menjadi pengangguran.

Kondisi kesehatan di daerah ini pun masih jauh dari standar kesehatan secara nasional. Pola asupan makanan, sanitasi yang kurang baik, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih merupakan implikasi dari kondisi perekonomian yang kurang berkembang. Belum lagi sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti: sekolah, mandi cuci kakus (MCK), dan puskesmas yang bisa dikatakan masih jauh dari layak.

Karena itu, maka pada 27 hingga 28 Februari 2010, Posko Jenggala mengadakan Bakti Sosial di Babelan. Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah pengobatan gratis. Pertimbangannya, selama ini orang-orang miskin di Babelan masih kesulitan untuk mengakses sarana kesehatan yang memadai. Biaya rumah sakit yang masih sulit dijangkau oleh kalangan ekonomi menengah ke bawah mengharuskan mereka hanya pasrah menghadapi situasi kondisi kesehatan.

 Dalam kegiatan pengobatan gratis ini, Posko Jenggala melakukan pemeriksaan dan tindakan medis bagi orang-orang yang tidak memiliki biaya yang mengalami gangguan kesehatan. Target yang dituju pengobatan gratis Posko Jenggala adalah dapat melayani seribu orang pasien. Tujuannya, tidak lain untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses sarana kesehatan. Juga, memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat Babelan.

 Masih dalam rangka meningkatkan kesehatan, maka Posko Jenggala juga mengadakan kegiatan fogging untuk memberantas nyamuk yang menyebabkan demam berdarah di Babelan. Usaha ini untuk memotongan atau meminimalisir siklus perkembang biakan nyamuk penyebab demam berdarah.

 Penyemprotan atau pengasapan dengan menggunakan mesin fogging dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah. Di tempat-tempat yang dianggap sebagai sarang nyamuk. Selain itu, diberikan pula bubuk abate di sumur-sumur dan bak penampungan air milik warga. Melihat kondisi lokasi yang sangat rentan dengan perkembang-biakan nyamuk, maka alat fogging yang dibawa Posko Jenggala dihibahkan kepada warga agar tidak kesulitan dalam mengontrol siklus perkembang biakan nyamuk di masa datang.

Selain masalah kesahatan, Bakti Sosial Posko Jenggala di Babelan juga melakukan pembenahan infrastruktur. Kegiatan yang dilakukan, yaitu: pengadaan tempat sampah, perbaikan saluran air limbah rumah tangga, pengadaan air bersih, penghijauan, dan pembenahan sarana pendidikan.

Sampah merupakan persoalan di berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya di negara berkembang, juga di negara maju. Bila sampah tidak dikelola dengan baik dan benar, maka dampak yang ditimbulkan akan berbahaya bagi manusia dan ekologi. Karena itu, diperlukan penanganan sampah yang baik dan benar agar hal negatif dapat dihindari.

 Di daerah bakti sosial dibuat suatu lubang di suatu titik yang dianggap aman untuk dijadikan pembuangan limbah padat yang dihasilkan oleh rumah tangga. Mekanisme pembuatan lubang ini dilakukan dengan penentuan lokasi yang telah ditentukan oleh warga. Kemudian, permukaan tanah dengan luas 6 x 6 meter digali sedalam 3 meter dan diberi bingkai bata setinggi 1 meter dari permukaan tanah.

Proses pembuatan lubang sampah ini dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat. Setelah selesai, maka tahap selanjutnya adalah memberikan penyuluhan kepada warga agar membuang sampah pada tempat yang telah dibuat bersama tersebut. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penempatan dan pembuangan sampah yang aman. Juga, untuk menghindari masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di aliran sungai. Dan, untuk mencegah terjadinya peyebaran penyakit yang ditimbulkan akibat sampah. Sekaligus, mencegah terjadinya banjir.

 Limbah rumah tangga yang berupa cairan sama bahayanya dengan limbah padat bila tidak dikelola dengan benar. Posko Jenggala melihat bahwa kurang tertatanya saluran limbah yang ada di Babelan, maka perlu dilakukan penataan agar aliran air menjadi lebih lancar dan menjaga agar lingkungan tetap terlihat indah.

 Karena itu, upaya memperbaiki saluran limbah yang sudah ada dengan memperdalam dan membersihkan serta menata ulang kontur kemiringan saluran limbah atau selokan sangat diperlukan. Melihat kondisi medan yang cukup luas, agar mempermudah pengerjaan maka sistem gotong royong kembali dilakukan. Toh, ini juga untuk keperluan bersama. Hasilnya diharapkan akan melancarkan saluran pembuangan air, saluran terlihat rapih, dan dapat mencegah penyebaran penyakit.

Selain kebersihan, kebutuhan akan air bersih juga sangat diperlukan. Soalnya, air merupakan sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup. Ketersedian air juga dapat mempengaruhi pola hidup dan kualitas hidup masyarakat. Segala aktivitas manusia erat kaitannya dengan penggunaan air, seperti: mencuci, memasak, mandi, bahkan untuk beribadah dengan air sebagai sarana untuk mensucikan diri.

 Untuk keperluan tersebut, Posko Jenggala memfasilitasi pembuatan bak penampungan air dengan ketinggian 2,5 meter. Kemudian, dilakukan pula penggalian sumur sebagai sumber air. Plus, pemasangan filter air sehingga air yang dihasilkan dapat dikonsumsi warga.

Bantuan ini diharapkan bisa mempermudah masyarakat dalam memperoleh air bersih, terutama air yang memenuhi kualifikasi untuk dikonsumsi. Juga, untuk memenuhi kebutuhan air ketika musim kemarau tiba.

 Untuk menjaga ekosistem, kelestarian alam, dan ketersediaan air, maka reboisasi (penghijauan) dianggap sebagai cara yang cukup efektif. Dengan demikian maka akan dapat mengembalikan keseimbangan alam sebagai satu kesatuan kehidupan di bumi ini. Karena itu, Posko Jenggala tidak lupa melakukan penanaman pohon di pemukiman warga agar dapat langsung dirasakan manfaatnya. Diharapkan, penghijauan tercapai dan resapan air pun semakin lebih baik.

 Di Babelan, pendidikan juga harus menjadi perhatian utama. Untuk memperlancar aktivitas belajar-mengajar di sana tentunya harus dipenuhi oleh sarana pendukung pendidikan yang layak. Dengan sarana yang layak akan tercipta suasana yang nyaman dan kondusif bagi proses kegiatan tersebut. Di lokasi bakti sosial telah terdapat dua dua unit sarana pendidikan, tinggal dilakukan pembenahan dan perbaikan.

 Posko Jenggala membantu melakukan renovasi dua unit sekolah, yaitu: TPQ (Taman Pendidikan Alquran) Nurul Iman dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ABATA. Upaya ini dilakukan untuk membuat lingkungan pendidikan menjadi nyaman, sehingga proses belajar-mengajar di kedua sekolah tersebut dapat terlaksana dengan baik.

 Pengembangan kegiatan anak di luar sekolah dan rumah juga dilakukan. Soalnya, anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Karena itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Sangat disayangkan bahwa dalam praktik pendidikan dan rumah sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya.

Di dalam keluarga, orang tua kerapkali memaksakan kehendaknya kepada anak. Di sekolah, guru sering memberikan tekanan (preasure)  yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Hal itu terjadi pula di berbagai  sarana informasi masyarakat, baik yang cetak maupun elektronik. Maka pengembangan kegiatan anak di luar sekolah dan rumah diperlukan untuk meminimalisir tekanan-tekanan yang terjadi tersebut. Diperlukan suatu refleksi baik berupa permainan atau pembukaan wawasan, serta pemahaman tingkah laku anak. Bentuk kegiatan yang dilakukan di Babelan berupa: games (permainan), pemutaran film yang bertemakan lingkungan, pengenalan perpustakaan, dan penyuluhan tentang kesehatan bagi anak-anak


Waktu Kegiatan


27-Februari-2010 S/D 28-Februari-2010

Lokasi Kegiatan


Berita Terbaru


Selengkapnya

Kontak

GERAKAN KEMANUSIAAN POSKO JENGGALA

Jl. Gunung Indah II No. 50, Cirendeu, Ciputat, Tanggerang Selatan

(021) 7445734

(021) 7445734

info[at]posko-jenggala.org

www.posko-jenggala.org