Friday, December 06, 2024
  • Ikuti Kami
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala
  • Posko Jenggala
  • Posko_Jenggala

Pengobatan Gratis Baduy Dalam

Published : 17-Januari-2015 | 02:46:22

Desa Cibeo merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Baduy Dalam. Jumlah populasi mereka sekitar ± 400 orang. Tingkat kesehatan masyarakat tersebut sangat kurang,terutama dari fasilitas yang tidak tersedia karena Adat mereka dan juga gizi buruk yang sebagian besar pada anak-anak.


Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto. Sebutan“Baduy” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo.

Wilayah Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 °C.

Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.

Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing (non WNI)

Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.

Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:

  • Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
  • Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
  • Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu’un atau ketua adat)
  • Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
  • Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

Desa Cibeo merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Baduy Dalam. Jumlah populasi mereka sekitar ± 400 orang. Tingkat kesehatan masyarakat tersebut sangat kurang,terutama dari fasilitas yang tidak tersedia karena Adat mereka dan juga gizi buruk yang sebagian besar pada anak-anak. Melihat dari tingkat kesehatan yang kurang tersebut,kembali Posko Jenggala akan melakukan kegiatan sosial dalam membantu memelihara kesehatan serta memberikan pendidikan kesehatan sesama demi meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat terutama di Desa Cibeo (Baduy Dalam).

Perjalanan menuju Baduy Dalam

Perjalanan kami dimulai dari sekretariat Posko Jenggala (kediaman bapak Andi Sahrandi) dengan anggota 16 orang tim yang terdiri dari  Para relawan, tim dokter, paramedis, para simpatisan posko jenggala. Kami menginap di sekretariat Posko Jenggala pada jum’at malam dikarenakan pagi- pagi sekali kami harus sudah berangkat dan menuju ke Desa Kenekes/Baduy. Tim dokter tidak bisa menginap karena masih berjaga di klinik dan akan datang pada pukul 03.15 WIB. Pada malam harinya kami sedikit briefing dan merapikan obat dengan rekan-rekan yang akan berangkat menuju Baduy Dalam, setelah itu dilanjutkan dengan tidur secukupnya.

Setibanya tim dokter di sekretariat Posko Jenggala,kami pun bersiap-siap untuk berangkat,tepat pukul 03.45 WIB tim berangkat menuju Desa Kenekes Kampung Cibeo Baduy Dalam untuk melakukan kegiatan pengobatan gratis. Dengan perjalanan yang cukup jauh, rute yang kami ambil melalui jalan tol Jakarta – Merak dan keluar di pintu tol Balaraja Barat, tim sempat berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat subuh, kemudian dilanjutkan menuju RangkasBitung. Sesampainya di Rangkasbitung tim istirahat sejenak untuk nakan pagi dan berbelanja untuk kebutuhan tim di Kampung Cibeo. Setelah itu tim melanjutkan perjalanan menuju Desa Cijahe yang dimana merupakan titik point menuju Kampung Cibeo. Tim tiba di Desa Cijahe, sambil menunggu penduduk baduy dalam yang akan mengantarkan dan membawakan barang-barang kami, kamipun istirahat sejenak melepas lelah dan dahaga. Aldi dan Asmin serta beberapa temannya datang menghampiri kami. Mereka merupakan salah satu warga Kampung Cibeo yang sudah diberitahukan sebelumnya oleh rekan kami Emen warga Baduy Luar. Aldi dan teman-temannya akan mengantarkan dan membawakan barang-barang kami yang terdiri dari obat-obatan yang akan kami pergunakan di Kampung Cibeo Baduy Dalam. Setelah tim sudah siap semua penduduk baduy dalam juga sudah siap, Pukul 10.45 WIB  kami melanjutkan perjalanan menuju kampung cibeo diantar oleh aldi dan teman-temannya.

Sesampainya di kampung cibeo, kampung tersebut terlihat sepi, hanya ada beberapa yang ada,tidak seperti biasanya yang ramai, ternyata warga kampung cibeo sedang pergi ke ladang untuk membakar ladang yang kemudian akan ditanami padi nantinya dan akan kembali pada sore hari. Kamipun meletakkan barang-barang kami di rumah Aldi dan juga sapri untuk tempat istirahat kami. Sebelum melakukan pengobatan di kampung cibeo, Rendi,Amril dan Ardinal perwakilan dari tim dokter meminta izin dan bertanya mengenai mekanisme jalan pengobatan kepada Jaro/pimpinan setempat. Jaro memberitahukan kepada kami bahwa warga kampung cibeo sudah diberitahukan semua bahwa akan diadakan pengobatan gratis. Jadi untuk mekanismenya warga yang akan mendatangi kami di tempat kami menginap. Setelah mendapatkan izin dan berdiskusi dengan Jaro, kami pun tidur sejenak. Sebangunnya dari tidur ternyata tuan rumah telah menyiapkan makan sore seadanya untuk kami. Setelah itu tim mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pengobatan.

Pukul 16.15 WIB tim memulai kegiatan pengobatan,satu per satu warga kampung cibeo pun berdatangan. Warga kampung cibeo tampak antusias dengan adanya pengobatan ini. Dari yang anak anak  hingga orang tua. Matahari pun mulai tenggelam, kampung cibeo sudah mulai gelap,ditambah lagi lampu atau penerangan tidak ada. Terlihat tuan rumah sedang mempersiapkan makan malam seperti biasanya, kami pun menyantapnya. Setelah itu, tim Posko Jenggala terus melakukan pengobatan dengan penerangan yang dibantu memakai sebuah senter. Warga Kampung Cibeo juga masih terus berdatangan, Jaro dan pembantu jaro juga datang di tempat kami menginap. Pembicaraan-pembicaraan kecil pun terjadi antara jaro,pembantu jaro dan juga Ardinal yang saat itu sedang bertugas.  Setelah jaro dan pembantunya pulang Kampung Cibeo juga sudah semakin gelap, maka kami putuskan untuk melanjutkan kegiatan pengobatan esok hari.

Minggu, 2 September 2012

Matahari belum terbit tetapi terlihat beberapa warga Kampung Cibeo sudah mulai berdatangan ke tempat kami, Tim dokter dan paramedis kembali melakukan pengobatan. Pukul 08.00 WIB warga Kampung Cibeo sudah mulai pergi ke ladang, kami pun bersiap siap untuk kembali ke Jakarta. Tak lupa obat-obat yang kami bawa seperti multivitamin untuk anak-anak,vitamin untuk orang dewasa,obat gatal dan juga salep kulit kami tinggalkan di kampung cibeo yang kami titipkan di rumah bapak mursid yang merupakan pembantu Jaro dengan dibantu tim dokter untuk menjelaskan obat-obat tersebut kepada bapak Mursid. Setelah itu tim merapikan barang bawaan, pukul 09.45 WIB tim berangkat menuju Desa Cijahe diantar oleh aldi dan teman-temannya kembali. Sesampainya di Desa Cijahe tim istirahat sejenak yang dilanjutkan dengan mengambil dokumentasi dengan beberapa warga Kampung Cibeo yang turut mengantarkan kami sebelum berangkat kembali ke Jakarta.

Pukul 12.00 WIB tim berangkat menuju Jakarta.

Melihat dari kondisi warga Kampung Cibeo dapat dipastikan tingkat kesehatannya sangat memprihatinkan, terbukti dari hasil kegiatan pengobatan yang di lakukan tim Posko Jenggala. Dari jumlah penduduk 300 jiwa yang dating untuk berobat 157 orang dengan berbagai indikasi penyakit seperti gizi buruk, ISPA, luka pada kulit, pegal-pegal, Maag, dan berbagai penyakit lainnya.

Semoga dengan datangnya tim Posko Jenggala dapat membantu meringankan penyakit warga Kampung Cibeo


Waktu Kegiatan


01-September-2012 S/D 02-September-2012

Lokasi Kegiatan


Berita Terbaru


Selengkapnya

Kontak

GERAKAN KEMANUSIAAN POSKO JENGGALA

Jl. Gunung Indah II No. 50, Cirendeu, Ciputat, Tanggerang Selatan

(021) 7445734

(021) 7445734

info[at]posko-jenggala.org

www.posko-jenggala.org